Monday 8 January 2024

Contoh Penerapan Diagram Simpal Kausal Oleh Azzahratul Jannah

    Diagram Simpal Kausal adalah representasi grafis yang mengilustrasikan hubungan sebab-akibat antara berbagai faktor atau variabel dalam suatu sistem.Diagram ini membantu visualisasi hubungan kompleks dan mempermudah pemahaman mengenai pengaruh satu faktor terhadap yang lainnya.

    Tujuan penggunaan Diagram Simpal Kausal yaitu membantu pemahaman kompleksitas hubungan sebab-akibat dalam suatu sistem, identifikasi faktor-faktor kunci yang mempengaruhi hasil akhir atau peristiwa tertentu. mendukung proses pengambilan keputusan dengan memberikan pandangan visual yang jelas.

    Berdasarkan jurnal (Kholil M., 2007) dapat dipelajari penggunaan diagram Simpal Kausal untuk menghubungkan antara variabel-variabel yang membentuk model dalam sistem perikanan. Dasar pembuatan model mental yang direpresentasikan dalam bentuk diagram simpal kausal ini adalah kondisi nyata keadaan perikanan yang ada di Kabupaten Konawe Selatan. 

    Dari diagram simpal kausal (CLD) kondisi perikanan yang ada di Kabupaten Konawe Selatan yang telah dibuat, maka model sistem perikanan Kabupaten Konawea Selatan dibagi menjadi 4 Sub Sistem, Yaitu : 

1. Sub Sistem Pasar 

    Sub model pasar yang terdiri dari Stock (Level) dan Flow (Aliran) atau sebelumnya disebut Rate konsumen rumah tangga yang dipengaruhi oleh jumlah konsumen rumah tangga, dan jumlah tangkapan, industri pengolahan dan regulasi dari Pemda Kabupaten Konawea. Pada sub model Pasar ini penulis membatasi hanya pada hasil perikanan yang berupa hasil tangkapan dilaut, tidak termasuk budidaya perikanan yang lain. Pasar akan meningkat dipengaruhi oleh laju konsumsi. Besarnya laju konsumsi dipengaruhi oleh besarnya konsumen rumah tangga dan besarnya permintaan industri pengolahan ikan. Besar pasar sektor Perikanan ini akan menjadikan pendapatan asli (PAD)daerah meningkat lewat restribusi/pajak yang dibebankan pada hasil penjualan. Sejalan dengan hal tersebut diatas akan meningkat pula Produk Domestik Bruto daerah tersebut (PDRB). 

2. Sub Sistem Konsumsi 

    Sub Model Konsumen Rumah Tangga (ikan) dibangun dari Stock Konsumen Rumah Tangga yang jumlahnya dipengaruhi oleh aliran atau Flow laju konsumen RT yang besarnya tergantung dari jumlah Rumah Tangga, dan harga ikan. 

3. Sub Sistem Jumlah 

    Tangkapan Sub sistem jumlah tangkapan menggambarkan bahwa jumlah tangkapan sebagai Stock (Level) dipengaruhi oleh laju penangkapan ikan yang merupakan Flow (Aliran) laju penangkapan ikan dipengaruhi oleh potensi kelautan, alat tangkap, sumber daya manusia yang kompeten. Sementara jumlah tangkapan akan mempengaruhi industri pengolahan ikan. 

4. Sub Sistem SDM 

    Sub sistem populasi penduduk menggambarkan jumlah penduduk di Kabupaten Konawea Selatan yang lahir dan meninggal . Untuk memudahkan perhitungan sub model ini menggunakan data langsung yang terdiri dari rata-rata bertambahnya kelahiran dan kematian per tahun atau disebut sebagai fraksi kelahiran dan kematian. Jumlah penduduk dipengaruhi pula oleh imigrasi dan emigrasi. Emigrasi penduduk terjadi karena kesulitan mendapatkan penghasilan yang layak .Selain Emigrasi adapula penduduk yang datang dan menetap Kabupaten Konawea Selatan. Karena merupakan Kota Kabupaten baru banyak pekerja pendatang yang menetap dan menjadi penduduk permanen di wilayah ini.


Soal:

  1. Bagaimana Diagram Simpal Kausal membantu dalam visualisasi hubungan sebab-akibat antara berbagai faktor atau variabel dalam suatu sistem perikanan di Kabupaten Konawe Selatan?
  2. Apa tujuan penggunaan Diagram Simpal Kausal dalam konteks studi perikanan Kabupaten Konawe Selatan, seperti yang dijelaskan dalam jurnal (Kholil M., 2007)?
  3. Dari diagram simpal kausal (CLD) yang telah dibuat untuk kondisi perikanan di Kabupaten Konawe Selatan, apa saja sub-sistem yang teridentifikasi dalam model sistem perikanan tersebut?
  4. Bagaimana Sub Sistem Pasar dapat mempengaruhi pendapatan asli daerah (PAD) melalui restribusi/pajak yang dibebankan pada hasil penjualan perikanan di Kabupaten Konawe Selatan?
  5. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi Sub Sistem Konsumsi, khususnya laju konsumen Rumah Tangga (ikan) dalam konteks perikanan Kabupaten Konawe Selatan?
  6. Bagaimana Sub Sistem Jumlah Tangkapan menggambarkan hubungan antara potensi kelautan, alat tangkap, sumber daya manusia, dan industri pengolahan ikan dalam sistem perikanan Kabupaten Konawe Selatan?
  7. Dalam konteks Sub Sistem SDM, bagaimana imigrasi, emigrasi, dan faktor-faktor lainnya mempengaruhi jumlah penduduk di Kabupaten Konawe Selatan, serta dampaknya terhadap populasi pekerja pendatang dan penduduk permanen?
  8. Bagaimana Sub Sistem SDM mencerminkan dinamika populasi penduduk di Kabupaten Konawe Selatan dan dampaknya pada pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut?
  9. Apakah ada aspek-aspek tertentu dari Sub Sistem Jumlah Tangkapan yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan dan kontribusinya terhadap industri pengolahan ikan di Kabupaten Konawe Selatan?
  10. Bagaimana Diagram Simpal Kausal dapat membantu peneliti dalam mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang mempengaruhi sistem perikanan di Kabupaten Konawe Selatan, sebagaimana dijelaskan dalam jurnal (Kholil M., 2007)?

Jawab
  1. Diagram Simpal Kausal membantu dalam visualisasi hubungan sebab-akibat antara berbagai faktor atau variabel dalam suatu sistem perikanan di Kabupaten Konawe Selatan dengan menyajikan representasi grafis yang memudahkan pemahaman kompleksitas hubungan tersebut. Ini membantu peneliti dan pemangku kepentingan untuk melihat secara jelas bagaimana satu faktor dapat memengaruhi faktor lain dalam sistem perikanan.
  2. Tujuan penggunaan Diagram Simpal Kausal dalam konteks studi perikanan Kabupaten Konawe Selatan adalah membantu pemahaman kompleksitas hubungan sebab-akibat dalam sistem perikanan, mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang mempengaruhi hasil akhir atau peristiwa tertentu, dan mendukung proses pengambilan keputusan dengan memberikan pandangan visual yang jelas. Diagram ini memberikan gambaran menyeluruh tentang dinamika sistem perikanan, memungkinkan analisis yang lebih baik.
  3. Dari diagram simpal kausal (CLD) yang telah dibuat untuk kondisi perikanan di Kabupaten Konawe Selatan, teridentifikasi empat sub-sistem utama, yaitu Sub Sistem Pasar, Sub Sistem Konsumsi, Sub Sistem Jumlah Tangkapan, dan Sub Sistem SDM. Masing-masing sub-sistem ini memiliki peran khusus dalam dinamika sistem perikanan.
  4. Sub Sistem Pasar dapat mempengaruhi pendapatan asli daerah (PAD) melalui restribusi/pajak yang dibebankan pada hasil penjualan perikanan di Kabupaten Konawe Selatan. Peningkatan pasar sektor perikanan diharapkan dapat meningkatkan PAD dan pada gilirannya, Produk Domestik Bruto daerah tersebut. 
  5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Sub Sistem Konsumsi termasuk jumlah Rumah Tangga, harga ikan, dan laju konsumen Rumah Tangga. Laju konsumsi dipengaruhi oleh besarnya konsumen rumah tangga dan permintaan industri pengolahan ikan.
  6. Sub Sistem Jumlah Tangkapan menggambarkan hubungan kompleks antara potensi kelautan, alat tangkap, sumber daya manusia, dan industri pengolahan ikan. Laju penangkapan ikan dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut dan jumlah tangkapan akan mempengaruhi industri pengolahan ikan. 
  7. Dalam konteks Sub Sistem SDM, imigrasi, emigrasi, serta fraksi kelahiran dan kematian mempengaruhi jumlah penduduk di Kabupaten Konawe Selatan. Emigrasi terjadi karena kesulitan mendapatkan penghasilan yang layak, sementara imigrasi mencakup pekerja pendatang yang menetap dan menjadi penduduk permanen, terutama di kota-kota kabupaten baru. Faktor-faktor ini berkontribusi pada dinamika populasi penduduk di wilayah tersebut.
  8. Sub Sistem SDM mencerminkan dinamika populasi penduduk melalui fraksi kelahiran, kematian, imigrasi, dan emigrasi. Perubahan dalam jumlah penduduk dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi, terutama dengan adanya pekerja pendatang yang menetap dan berkontribusi pada kegiatan ekonomi di wilayah tersebut.
  9. Jawaban: Dalam Sub Sistem Jumlah Tangkapan, aspek-aspek seperti potensi kelautan, alat tangkap, dan sumber daya manusia memiliki peran penting. Peningkatan potensi kelautan, peningkatan efisiensi alat tangkap, dan pengelolaan sumber daya manusia yang kompeten dapat meningkatkan hasil tangkapan ikan, yang pada akhirnya mempengaruhi industri pengolahan ikan.
  10. Diagram Simpal Kausal membantu peneliti mengidentifikasi faktor-faktor kunci dengan menyajikan secara visual hubungan sebab-akibat. Ini memungkinkan peneliti untuk fokus pada variabel-variabel yang memiliki dampak signifikan terhadap sistem perikanan, sesuai dengan tujuan penelitian.

Artikel ini dibuat sebagai tugas kuliah  sebagaimana yang tertuang dalam https://onlinelearning.uhamka.ac.id

Quiz 2 Oleh Azzahratul Jannah

 Soal:
  1. Apa saja konsep dasar dalam simulasi, dan mengapa pendekatan tabel simulasi dihadapi masalah ketergantungan antar entitas? 
  2. Mengapa keacakan sering digunakan dalam simulasi, dan bagaimana keacakan dapat meningkatkan realisme dan menggambarkan ketidakpastian? 
  3. Berikan dua contoh penggunaan keacakan dalam simulasi, dan jelaskan mengapa keacakan diterapkan dalam situasi tersebut. 
  4. Apa perbedaan antara bilangan acak yang terdistribusi secara uniform dalam interval dan digit acak yang terdistribusi secara uniform pada himpunan? Jelaskan sulitnya menciptakan bilangan acak yang sebenarnya. 
  5. Bagaimana keacakan diimplementasikan dalam simulasi cuaca, dan berikan contoh dampaknya pada simulasi penerbangan.
  6. Apa langkah-langkah dalam proses pemodelan, seperti yang dijelaskan oleh Sterman (2000)
  7. Mengapa tahap perbaikan model berdasarkan parameter yang ada menjadi penting dalam pemodelan sistem dinamik?
  8. Mengapa perancangan kebijakan mempertimbangkan tingkat ketidakpastian dan keterkaitan antar kebijakan?
  9. Mengapa pengujian model melalui pembandingan, kehandalan, dan uji sensitivitas penting dalam proses pemodelan?
  10. Apa saja tahapan-tahapan dalam pemodelan sistem, seperti yang dijelaskan pada bagian akhir teks?
  11. Apa yang dimaksud dengan evaluasi kebijakan dalam konteks sistem dinamik?
  12. Apa definisi simulasi dalam konteks sistem dinamik menurut Eriyatno 1998?
  13. Apa peran Stella dalam penelitian yang menggunakan model sistem dinamis untuk simulasi?
  14. Apa keuntungan penggunaan perangkat pemodelan sistem dinamis yang dilengkapi dengan tampilan yang mudah dimengerti?
  15.  Apa fungsi perangkat lunak dalam simulasi sistem dinamik?
  16. Apa saja beberapa software program komputer yang digunakan untuk melakukan simulasi dengan bahasa pemrograman dalam konteks sistem dinamik?
  17. Bagaimana analisis model sistem dinamis menggunakan simulasi sebagai teknik penunjang keputusan?
  18. Apa konsep sentral dalam teori sistem dinamik yang diwakili oleh Stock Flow Diagram
  19. Mengapa Stock Flow Diagram dianggap sebagai konsep sentral dalam teori sistem dinamik?
  20. Apa peran stock dalam Stock Flow Diagram?
Jawab:
  1. Konsep dasar dalam simulasi melibatkan menetapkan karakteristik data masukan, konstruksi tabel simulasi, pembangkitan variabel acak berdasarkan model masukan, menghitung nilai respon, dan menganalisis hasil. Pendekatan tabel simulasi dihadapi masalah ketergantungan yang kompleks antar entitas karena tidak mampu mengatasi hubungan yang kompleks antar entitas dalam suatu sistem.
  2. Keacakan sering digunakan dalam simulasi untuk memperkenalkan ketidakpastian atau variasi dalam hasil, meningkatkan realisme, dan menggambarkan ketidakpastian alami dalam kehidupan nyata. Bilangan acak dapat terdistribusi secara uniform dalam interval atau pada himpunan digit. Bilangan acak sebenarnya sulit dibuat, dan pendekatan umum termasuk bilangan acak pseudo (pseudo-random numbers) dan pembangkitan dari tabel digit acak.
  3. Simulasi Cuaca: Keacakan digunakan untuk mengatur suhu, kelembaban, dan arah angin secara acak. Simulasi Perilaku Pelanggan: Keacakan dapat mensimulasikan harga, preferensi produk, atau keputusan pembelian pelanggan.
  4. Bilangan acak yang terdistribusi secara uniform dalam interval memiliki nilai yang terdistribusi secara merata dalam rentang tertentu. Digit acak yang terdistribusi secara uniform pada himpunan berarti setiap digit memiliki probabilitas yang sama untuk muncul. Menciptakan bilangan acak yang sebenarnya sangat sulit karena sifat ketidakdugaan yang diinginkan.
  5. Keacakan diimplementasikan dalam simulasi cuaca dengan mengatur faktor seperti kecepatan dan arah angin secara acak. Dampaknya pada penerbangan adalah memengaruhi perilaku pesawat terbang, menambah elemen ketidakpastian seperti dalam kondisi cuaca sebenarnya.
  6. Proses pemodelan melibatkan:
    Perumusan masalah dan pemilihan batas dunia nyata
    Formulasi hipotesis dinamis
    Formulasi model simulasi
    Pengujian melalui pembandingan, kehandalan, dan uji sensitivitas
    Evaluasi dan perancangan kebijakan berdasarkan skenario hasil simulasi.
  7. Tahap perbaikan model berdasarkan parameter yang ada penting untuk memastikan bahwa model mencerminkan secara akurat dinamika sistem dan respons terhadap berbagai kondisi, sehingga dapat digunakan sebagai alat analisis kebijakan yang efektif.
  8. Perancangan kebijakan mempertimbangkan tingkat ketidakpastian untuk memahami dampak yang mungkin terjadi dalam skenario yang berbeda. Keterkaitan antar kebijakan dipertimbangkan agar kebijakan dapat bekerja bersinergi.
  9. Pengujian model melalui pembandingan, kehandalan, dan uji sensitivitas penting untuk memastikan bahwa model memberikan hasil yang akurat, dapat diandalkan, dan responsif terhadap perubahan parameter atau kondisi.
  10. Tahapan-tahapan pemodelan melibatkan:
    Mendefinisikan masalah dan tujuan model
    Menentukan variabel tujuan dan kontrol
    Menguji model
    Menjalankan model dengan mengganti parameter ekstrim
    Membandingkan hasil dengan data eksperimen
    Perbaiki model berdasarkan parameter yang ada.
  11. Evaluasi kebijakan dalam sistem dinamik melibatkan penilaian dan perancangan kebijakan berdasarkan skenario yang diuji dari hasil simulasi. Ini mempertimbangkan analisis dampak, kehandalan model, dan keterkaitan antar kebijakan untuk mencapai sinergi.
  12. Simulasi dalam konteks sistem dinamik adalah aktivitas di mana pengkaji dapat menarik kesimpulan tentang perilaku suatu sistem melalui penelaahan perilaku model yang selaras, di mana hubungan sebab akibatnya sama dengan atau seperti yang ada pada sistem sebenarnya.
  13. Analisis model sistem dinamis menggunakan simulasi sebagai teknik penunjang keputusan memungkinkan pemodel untuk membuat kesimpulan yang ekonomis dan tepat dalam pemecahan masalah bisnis yang melibatkan perhitungan rumit dan data yang banyak.
  14. Beberapa software program komputer yang digunakan untuk simulasi dalam konteks sistem dinamik antara lain Dynamo, AutoMod II, ProModel, Simfactory II.5, Witness, XCELL+, Powersim, dan Stella.
  15. Fungsi perangkat lunak dalam simulasi sistem dinamik adalah sebagai alat bantu yang memudahkan pemodel dalam menerjemahkan bahasa causal loop diagram ke dalam stock flow diagram.
  16. Keuntungan penggunaan perangkat pemodelan sistem dinamis dengan tampilan yang mudah dimengerti adalah memudahkan pemodel, termasuk bagi mereka yang tidak mengerti secara teknis, dalam memahami dan menggunakan model tersebut.
  17. tella berperan sebagai perangkat lunak yang dibuat atas dasar model sistem dinamis dalam melakukan simulasi dalam konteks penelitian.
  18. Konsep sentral dalam teori sistem dinamik yang diwakili oleh Stock Flow Diagram adalah akumulasi atas pengumpulan dan karakteristik keadaan sistem, yang digabungkan dengan rate atau flow sebagai aliran informasi.
  19. Stock dalam Stock Flow Diagram adalah akumulasi atas pengumpulan dan karakteristik keadaan sistem, menjadi sumber ketidakseimbangan dinamis dalam sistem saat digabungkan dengan rate atau flow sebagai aliran informasi.
  20. Stock Flow Diagram dianggap sebagai konsep sentral dalam teori sistem dinamik karena memvisualisasikan akumulasi keadaan sistem dan aliran informasi, yang menjadi dasar untuk pengambilan keputusan dalam sistem yang dinamis

Quiz ini dibuat sebagai tugas kuliah  sebagaimana yang tertuang dalam https://onlinelearning.uhamka.ac.id

Monday 18 December 2023

Simulasi Dalam Sistem Dinamik Oleh Azzahratul Jannah

    Simulasi adalah aktivitas di mana pengkaji dapat menarik kesimpulan tentang perilaku dari suatu sistem melalui penelaahan perilaku model yang selaras, di mana hubungan sebab akibatnya sama dengan atau seperti yang ada pada sistem sebenarnya (Eriyatno 1998). 

    Analisis model sistem dinamis menggunakan analisis model simulasi. Simulasi sebagai teknik penunjang keputusan dalam pemodelan, misalnya pemecahan masalah bisnis secara ekonomis dan tepat menghadapi perhitungan rumit dan data yang banyak.

   Simulasi dengan bahasa pemrograman memiliki hubungan. Simulasi dilakukan dengan menggunakan bahasa program dalam beberapa software program komputer yang dirancang untuk kebutuhan simulasi seperti Dynamo, AutoMod II, ProModel, Simfactory II.5, Witness, XCELL+, -Powersim, Stella dan lain-lain.

    Fungsi perangkat lunak dalam simulasi system dinamik  yaitu perangkat lunak dalam pemodelan sistem dinamik tersebut merupakan alat bantu yang dapat memudahkan pemodel dalam menerjemahkan bahasa causal loop diagram ke dalam stock flow diagram. 

    Perangkat pemodelan sistem dinamis juga dilengkapi berbagai kemudahan seperti tampilan yang mudah dimengerti sehingga memudahkan pemodel bagi pemodel taupun pemakai yang tidak mengerti secara teknis sekalipun. Stella yang dipakai dalam penelitian ini merupakan suatu pernagkat lunak yang dibuat atas dasar model sistem dinamis dalam melakukan simulasi. 

Stock Flow Diagram dalam Sistem Dinamik
    Stock flow diagram harus dilengkapi dengan persamaan matematika dan nilai awal untuk aktivitas simulasi. Stock flow diagram sebagai konsep sentral dalam teori sistem dinamik. Stock adalah akumulasi atas pengumpulan dan karakteristik keadaan sistem dan pembangkit informasi di mana aksi keputusan didasarkan padanya. Stock digabungkan dengan rate atau flow sebagai aliran informasi, sehingga stock menjadi sumber ketidakseimbangan dinamis dalam sistem. 


Pertanyaan 1: Apa definisi simulasi dalam konteks sistem dinamik menurut Eriyatno 1998?

Jawab: Simulasi dalam konteks sistem dinamik adalah aktivitas di mana pengkaji dapat menarik kesimpulan tentang perilaku suatu sistem melalui penelaahan perilaku model yang selaras, di mana hubungan sebab akibatnya sama dengan atau seperti yang ada pada sistem sebenarnya.

Pertanyaan 2: Bagaimana analisis model sistem dinamis menggunakan simulasi sebagai teknik penunjang keputusan?

Jawab: Analisis model sistem dinamis menggunakan simulasi sebagai teknik penunjang keputusan memungkinkan pemodel untuk membuat kesimpulan yang ekonomis dan tepat dalam pemecahan masalah bisnis yang melibatkan perhitungan rumit dan data yang banyak.

Pertanyaan 3: Apa saja beberapa software program komputer yang digunakan untuk melakukan simulasi dengan bahasa pemrograman dalam konteks sistem dinamik?

Jawab: Beberapa software program komputer yang digunakan untuk simulasi dalam konteks sistem dinamik antara lain Dynamo, AutoMod II, ProModel, Simfactory II.5, Witness, XCELL+, Powersim, dan Stella.

Pertanyaan 4: Apa fungsi perangkat lunak dalam simulasi sistem dinamik?

Jawab: Fungsi perangkat lunak dalam simulasi sistem dinamik adalah sebagai alat bantu yang memudahkan pemodel dalam menerjemahkan bahasa causal loop diagram ke dalam stock flow diagram.

Pertanyaan 5: Apa keuntungan penggunaan perangkat pemodelan sistem dinamis yang dilengkapi dengan tampilan yang mudah dimengerti?

Jawab: Keuntungan penggunaan perangkat pemodelan sistem dinamis dengan tampilan yang mudah dimengerti adalah memudahkan pemodel, termasuk bagi mereka yang tidak mengerti secara teknis, dalam memahami dan menggunakan model tersebut.

Pertanyaan 6: Apa peran Stella dalam penelitian yang menggunakan model sistem dinamis untuk simulasi?

Jawab: Stella berperan sebagai perangkat lunak yang dibuat atas dasar model sistem dinamis dalam melakukan simulasi dalam konteks penelitian.

Pertanyaan 7: Apa yang harus dilengkapi dalam Stock Flow Diagram agar dapat digunakan dalam aktivitas simulasi?

Jawab: Stock Flow Diagram harus dilengkapi dengan persamaan matematika dan nilai awal untuk aktivitas simulasi.

Pertanyaan 8: Apa konsep sentral dalam teori sistem dinamik yang diwakili oleh Stock Flow Diagram?

Jawab: Konsep sentral dalam teori sistem dinamik yang diwakili oleh Stock Flow Diagram adalah akumulasi atas pengumpulan dan karakteristik keadaan sistem, yang digabungkan dengan rate atau flow sebagai aliran informasi.

Pertanyaan 9: Apa peran stock dalam Stock Flow Diagram?

Jawab: Stock dalam Stock Flow Diagram adalah akumulasi atas pengumpulan dan karakteristik keadaan sistem, menjadi sumber ketidakseimbangan dinamis dalam sistem saat digabungkan dengan rate atau flow sebagai aliran informasi.

Pertanyaan 10: Mengapa Stock Flow Diagram dianggap sebagai konsep sentral dalam teori sistem dinamik?

Jawab: Stock Flow Diagram dianggap sebagai konsep sentral dalam teori sistem dinamik karena memvisualisasikan akumulasi keadaan sistem dan aliran informasi, yang menjadi dasar untuk pengambilan keputusan dalam sistem yang dinamis.


Artikel ini dibuat sebagai tugas kuliah  sebagaimana yang tertuang dalam https://onlinelearning.uhamka.ac.id


Monday 11 December 2023

Pendekatan Dalam Sistem Dinamik Oleh Azzahratul Jannah

     Sistem dinamik adalah metodologi untuk memahami suatu masalah yang kompleks. Metodologi ini dititikberatkan pada pengambilan kebijakan dan bagaimana kebijakan tersebut menentukan tingkah laku masalah-masalah yang dapat dimodelkan oleh sistem secara dinamik (Richardson dan Pugh 1986).

    Permasalahan dalam sistem dinamik dilihat tidak disebabkan oleh pengaruh dari luar namun dianggap disebabkan oleh struktur internal sistem. Tujuan metodologi sistem dinamik berdasarkan filosofi kausal (sebab akibat) adalah mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang tata cara kerja suatu sistem (Asyiawati 2002; Muhammad; et a!. 2001).

    Tahapan dalam pendekatan sistem dinamik adalah : 
  1. ldentifikasi dan definisi masalah 
  2. Konseptualisasi sistem 
  3. Formulasi model 
  4. Sirnulasi model 
  5. Verifikasi dan validasi model 
  6. Analisis kebijakan 
  7. Impiementasi kebijakan 
    Proses pemodelan terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut (Sterman 2000): 
  1. Perumusan masalah dan pemilihan batassan dunia nyata. Tahap ini meliputi kegiatan pemilihan tema yang akan dikaji, penentuan variabel kunci, rencana waktu untuk mempertimbangkan masa depan yang jadi pertimbangan serta seberapa jauh kejadian masa lalu dari akar masalah tersebut dan selanjutnya mendefinisikan masalah dinamisnya. 
  2. Formulasi hipotesis dinamis dengan menetapkan hipotesis berdasarkan pada teori perilaku tergadap masalahnya dan membangun peta struktur kausal melalui gambaran model mental pemodel dengan bantuan alat-alat seperti causal loop diagram. Stock flow diagram, dan alat bantu lainnya. Model mental adalah asumsi yang sangat dalam melekat, umum atau bahkan suatu gambaran dari bayangan atau citra yang berpengaruh pada bagaimana kita memahami dunia dan bagaimana kita mengambil tindakan (Senge 1995). 
  3. Tahap formulasi model simulasi dengan membuat spesifikasi struktur, aturan keputusan, estimasi parameter 39 dan uji konsistensi dengan tujuan dan batasan yang telah ditetapkan sebelumnya. 
  4. Pengujian meliputi pengujian melalui pembandingan dari model yang dijadikan referensi, pengujian kehandalan (robustness) dan uji sensistivitas. 
  5. Evaluasi dan perancangan kebijakan berdasarkan skenario yang telah diujicobakan dari hasil simulasi. Perancangan kebijakan mempertimbangkan analisis dampak yang ditimbulkan, kehandalan model pada skenario yang berbeda dengan tingkat ketidakpastian yang berbeda pula serta keterkaitan antar kebijakan agar dapat bersinergi. 
    Tahapan-tahapan pemodelan : 
  1. Mendefinisikan masalah dan tujuan model 
  2. Menentukan variabel tujuan 
  3. Memilih variabel control 
  4. Memilih parameter variabel kontrol 
  5. Menguji model yang dihasilkan 
  6. Melihat bagaimana model akan bekerja, memilih horizon waktu atau perilaku dinamis dalam waktu 
  7. Jalankan model 
  8. Mengganti parameter dengan alasan ekstrim 
  9. Membandingkan hasil dengan data eksperimen 
  10. Perbaiki model berdasarkan parameter yang ada 

Soal
1. Apa yang dimaksud dengan sistem dinamik, dan bagaimana sistem dinamik dapat membantu memahami masalah kompleks?

Jawaban: Sistem dinamik adalah metodologi untuk memahami masalah kompleks dengan fokus pada pengambilan kebijakan dan pengaruhnya terhadap tingkah laku sistem. Ini menekankan bahwa masalah internal sistem menyebabkan permasalahan, bukan pengaruh eksternal.

2. Bagaimana filosofi kausal (sebab akibat) digunakan dalam sistem dinamik untuk mencapai tujuan metodologi ini?

Jawaban: Filosofi kausal dalam sistem dinamik bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang cara kerja suatu sistem, di mana permasalahan dianggap berasal dari struktur internal sistem dan hubungan sebab-akibatnya.

3. Apa saja tahapan dalam pendekatan sistem dinamik, dan jelaskan masing-masing tahapan tersebut.

Jawaban: Tahapan pendekatan sistem dinamik melibatkan:

Identifikasi dan definisi masalah
Konseptualisasi sistem
Formulasi model
Simulasi model
Verifikasi dan validasi model
Analisis kebijakan
Implementasi kebijakan

4. Apa yang dimaksud dengan model mental dalam konteks pemodelan sistem dinamik, dan bagaimana hal itu berperan?

Jawaban: Model mental adalah asumsi mendalam, umum, atau gambaran dari bayangan yang mempengaruhi pemahaman dunia dan tindakan kita. Dalam pemodelan sistem dinamik, model mental membantu merancang gambaran model dengan alat-alat seperti causal loop diagram dan stock flow diagram.

5. Apa langkah-langkah dalam proses pemodelan, seperti yang dijelaskan oleh Sterman (2000)?

Jawaban: Proses pemodelan melibatkan:

Perumusan masalah dan pemilihan batas dunia nyata
Formulasi hipotesis dinamis
Formulasi model simulasi
Pengujian melalui pembandingan, kehandalan, dan uji sensitivitas
Evaluasi dan perancangan kebijakan berdasarkan skenario hasil simulasi.

6. Apa yang dimaksud dengan evaluasi kebijakan dalam konteks sistem dinamik?

Jawaban: Evaluasi kebijakan dalam sistem dinamik melibatkan penilaian dan perancangan kebijakan berdasarkan skenario yang diuji dari hasil simulasi. Ini mempertimbangkan analisis dampak, kehandalan model, dan keterkaitan antar kebijakan untuk mencapai sinergi.

7. Apa saja tahapan-tahapan dalam pemodelan sistem, seperti yang dijelaskan pada bagian akhir teks?

Jawaban: Tahapan-tahapan pemodelan melibatkan:

Mendefinisikan masalah dan tujuan model
Menentukan variabel tujuan dan kontrol
Menguji model
Menjalankan model dengan mengganti parameter ekstrim
Membandingkan hasil dengan data eksperimen
Perbaiki model berdasarkan parameter yang ada.

8. Mengapa pengujian model melalui pembandingan, kehandalan, dan uji sensitivitas penting dalam proses pemodelan?

Jawaban: Pengujian model melalui pembandingan, kehandalan, dan uji sensitivitas penting untuk memastikan bahwa model memberikan hasil yang akurat, dapat diandalkan, dan responsif terhadap perubahan parameter atau kondisi.

9. Mengapa perancangan kebijakan mempertimbangkan tingkat ketidakpastian dan keterkaitan antar kebijakan?

Jawaban: Perancangan kebijakan mempertimbangkan tingkat ketidakpastian untuk memahami dampak yang mungkin terjadi dalam skenario yang berbeda. Keterkaitan antar kebijakan dipertimbangkan agar kebijakan dapat bekerja bersinergi.

10. Mengapa tahap perbaikan model berdasarkan parameter yang ada menjadi penting dalam pemodelan sistem dinamik?

Jawaban: Tahap perbaikan model berdasarkan parameter yang ada penting untuk memastikan bahwa model mencerminkan secara akurat dinamika sistem dan respons terhadap berbagai kondisi, sehingga dapat digunakan sebagai alat analisis kebijakan yang efektif.

Artikel ini dibuat sebagai tugas kuliah  sebagaimana yang tertuang dalam https://onlinelearning.uhamka.ac.id


Monday 4 December 2023

Azzahratul Jannah : Cahaya Pembasmi Hama

 

 Perancangan Piranti Perangkap Serangga (Hama) dengan Intensitas Cahaya

    Serangga adalah kelompok utama hama. Menurut pakar perlindungan tanaman, Purnama Hidayat, paling tidak ada lima alasan yang dapat mendukung pernyataan tersebut. Pertama: serangga merupakan kelompok terbesar dalam dunia hewan, kurang lebih 2/3 spesies hewan yang telah teridentifikasi adalah serangga. Kedua: serangga memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungannya. Ketiga: serangga memiliki jenis makanan yang beragam. Keempat : serangga dapat berkembang biak dengan cepat. Kelima : serangga dapat menjadi resisten terhadap insektisida.

    Serangga dapat dibedakan dalam berbagai jenis menurut kemampuan adaptasi terhadap faktor fisik. Jenis serangga fototropik positif adalah salah satu jenis serangga yang tertarik terhadap cahaya. Setiap cahaya yang terpancar memiliki satuan intensitas tertentu. Intensitas cahaya ini dapat mempengaruhi perilaku serangga (hama). Besarnya intensitas cahaya yang diperlukan sangat berpengaruh terhadap sumber energi listrik yang dibutuhkan. Suatu rancangan catu daya listrik, akan sangat berpengaruh terhadap efesiensi energi. Jenis-jenis serangga yang mudah terpengaruh terhadap intensitas cahaya memberikan data untuk merekomendasi bahwa cahaya dapat diterapkan sebagai pembasmi serangga hama, dan kemudian serangga yang tertangkap juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang berkualitas.

 

Mengukur Intensitas Cahaya

    Salah satu cara untuk mengamati energi cahaya dapat dilakukan dengan mengukur pengaruh besaran dan distribusi partikel dalam Flow cytometers. Flow cytometers pada dasarnya adalah mikroskop yang dilengkapi dengan komponen yang berfungsi untuk melalukan individu cell secara sekuensial melalui berkas cahaya (laser) yang akan dianalisis. Komponennya antara lain:  

1. Sumber Cahaya 

    Sumber cahaya pada suatu flowcytometer adalah laser. Alasan penggunaan laser, karena kemampuannya untuk difokuskan menjadi berkas cahaya elliptis. Ini terkait dengan komponen-komponen fluidics terkait. Laser memancarkan cahaya koheren, dan merupakan berkas sangat paralel. Hal ini memungkinkan dasar pengukuran yang berbasis pada gangguan berkas (beam disturbance) dapat dilakukan (forward scatter, side scatter). Batasan prinsip bagi lasers ditentukan oleh panjang gelombang yang dapat menimbulkan eksitasi. Secara virtual semua cytometers mengikuti standar laser argon, yang memancarkan cahaya pada 488 nm. Selanjutnya lasers lain dapat digunakan, untuk mendapatkan panjang gelombang eksitasi lainnya. 

2. Fluidics 

    Fluidics adalah bagian yang paling sensitif pada setiap flow cytometer. Jika terjadi kesalahan, semuanya akan salah, dan fatal. Masalahnya termasuk: 

a. Clogs (celah pada aliran larutan sangat kecil). 

b. Gelembung udara (akan menggangu aliran dan yang akan diinterpretasikan sebagai cell). 

c. Leaks (Kurangnya tekanan didalam sistem akan menggangu aliran cellular dan mempengaruhi hasil). 

d. Errors yang paling umum mempengaruhi fluidics adalah: 

  • Clumps of cells. Hal ini akan “clog” mesin dan berakibat kesulitan utama dan headaches” . Kejadian ini dapat diatasi dengan pre-filtrasi populasi cell tidak lebih besar dari 50 um filter. 
  • Konsentrasi cell yang tidak sesuai. Semua larutan memiliki proporsi partikel debu yang rendah. Jangan percaya suatu flow rate yang lebih rendah dari 15 cells/sec. Tetapi, flow rates lebih besar dari sekitar 4000 cells/sec meningkatkan risiko pada pengukuran multiple cells secara simultan. 
  • Konsentrasi Optimal adalah sekitar 1x106 s/d 1x107 cells/ml

3. Detektor Sinyal 

    Seperti dibahas sebelumnya, deteksi sinyal dilaksanakan dengan menggunakan kombinasi photomultiplier (cathode-ray) dan rangkaian elektronika. Sinyal yang dibangkitkan oleh setiap individu cell pada dasarnya merupakan oscilloscope trace. Dengan melakukan integrasi sinyal ini, akan dihasilkan suatu nilai numerik bagi fluorescensi maupun nilai side scatter. 

 

Rancangan Penangkap Serangga Hama

    Secara umum gambaran cara kerja piranti perangkap serangga hama ini adalah sebagai berikut ; dengan menyalakan lampu utama (lampu 4 pada gambar ) dalam beberapa waktu untuk mengumpulkan semua serangga. Setelah lampu utama (lampu 4) padam, lampu perangkap serangga kecil (lampu 3) dinyalakan, sehingga serangga menuju perangkap serangga kecil yang di atasnya telah dipasang filter sehingga hanya serangga ukuran kecil saja yang dapat masuk dan terperangkap. Setelah lampu perangkap serangga kecil (lampu 3) padam, kemudian lampu perangkap serangga sedang (lampu 2) dinyalakan sehingga sisa serangga yang tidak masuk perangkap pertama menuju perangkap ke dua (perangkap serangga sedang). Filter dipasang agar serangga besar tidak terperangkap pada perangkap ke dua. Setelah lampu perangkap sedang (lampu 2) padam, kemudian lampu perangkap serangga besar (lampu 1) menyala sehingga serangga besar menuju perangkap serangga ke tiga. Filter dipasang agar serangga tertentu dalam ukuran sangat besar—yang biasanya menjadi prodator menguntungan—tidak ikut terperangkap. Demikian seterusnya proses diulang sehingga diperoleh serangga dalam tiga kategori ukuran: kecil, sedang, dan besar. Sehingga alur pengamatan pada saat implementasi prototype dapat dilihat pada :

    Hasil implementasi dan analisis data uji coba yang telah dilakukan menggambarkan bahwa rancangan alat penangkap serangga (hama) yang diimplementasikan telah memiliki mekanisme kerja yang sesuai rancangan dan dapat ditarik simpulan sebagai berikut : 

  • Mikrokontroler AT 89C51 yang dirancang telah bekerja sebagaimana yang diharapkan, dan mampu menjalankan software/program untuk mengendalikan Relay JZC-22F-12V DC, dengan mengunakan sumber tegangan sebesar 12V. 
  • Relay JZC-22F-12V DC telah berhasil mengendalikan nyala lampu secara berturut turut dalam siklus penangkapan serangga (hama) yang direncanakan. 
  • Skenario 6 kali siklus penangkapan serangga setiap jam, telah berhasil dijalankan dengan mengatur nyala lampu 4 selama 4 menit; mengatur nyala lampu 3 selama 2 menit; mengatur nyala lampu 2 selama 2 menit; dan mengatur nyala lampu 1 selama 2 menit. 
  • Skenario 3 kali siklus penangkapan serangga setiap jam, telah berhasil dijalankan dengan mengatur nyala lampu 4 selama 8 menit; mengatur nyala lampu 3 selama 4 menit; mengatur nyala lampu 2 selama 4 menit; dan mengatur nyala lampu 1 selama 4 menit. 
  • Catudaya Elemen Kering GS 7 M 12V 7 Ah, dapat diterapkan selama 10 jam/hari dengan ketahanan energi sealama 1 hari. 
  • Catudaya Elemen Basah GS 12Vb 75A, dapat diterapkan sealam 10 jam/hari dengan ketahanan energi selama 5 hari.

    Implementasi perancangan alat penangkap serangga (hama) dengan intensitas cahaya yang telah dilakukan terbukti memiliki mekanisme kerja yang sesuai rancangan. Adapun untuk optimalisasi penerapan dapat diberikan saran terhadap beberapa hal sebagai berikut: 

  • Penentuan lama waktu yang dibutuhkan untuk menyalakan lampu dalam tiap siklus penangkapan serangga dapat diubah-ubah melalui modifikasi software pengendali, dan hal ini perlu diujicobakan secara langsung dilahan pertanian, sehingga dapat diperoleh data berapa lama waktu menyala lampu, sehingga secara efektif dapat menangkap serangga secara optimal. 
  • Bila dibutuhkan ketahanan catu daya (sumber energi) yang tahan lama (sealam 5 hari), dapat digunakan Catudaya Elemen Basah GS 12Vb 75A , namun terlebih dahulu dipilih lokasi penempatan peralatan yang tepat, karena penggunaan catu daya ini mengakibatkan peralatan menjadi relatif lebih berat (4.5 Kg), sehingga tidak mudah untuk dipindahpindah. 
  • Untuk penggunaan alat secara berpindahpindah dapat digunakan catu daya Elemen Kering GS 7 M 12V 7 Ah, yang relatif lebih ringan (0.45 kg). Namun penggunaan catudaya ini memerlukan pengisian setiap harinya, karena daya tahan energinya cuma 1 hari untuk 10 jam/hari pemakaian. 
  • Besar ukuran bejana dapat diubah sesuai kebutuhan, sehingga diperoleh ukuran bejana yang efektif dalam menangkap serangga. Hal ini akan diujicobakan secara langsung dilahan pertanian pada penelitian tahap berikutnya. 
  • Sumber catudaya dapat dikembangkan dengan memanfaatkan energi alternatif (solar cell) yang secara melimpah terdapat di lahanlahan pertanian.

 

Azzahratul Jannah - 7D

Download PDF

Sumber : https://journal.uhamka.ac.id/index.php/rektek/article/view/113

CONTOH CONTOH SIMULASI Oleh Azzahratul Jannah

    Simulasi memiliki beberapa konsep dasar yaitu menetapkan karakterisik data masukan, mengkonstruksi tabel simulasi, membangkitan variabel acak berdasaskan model masukan dan menghitung nilai respon dan menganalisi hasil-hasil. Masalah utama dengan pendekatan tabel simulasi adalah tidak dapat digunakan atau mengatasi ketergantungan yang kompleks antar entitas.

    Keacakan (randomness) sering digunakan dalam simulasi untuk memperkenalkan unsur ketidakpastian atau variasi dalam hasil. Ini dapat memberikan simulasi lebih banyak realisme dan menggambarkan situasi yang lebih mirip dengan keadaan sebenarnya. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan keacakan dalam simulasi:

1. Simulasi Cuaca:

Dalam simulasi cuaca, faktor-faktor seperti suhu, kelembaban, dan arah angin dapat diatur secara acak untuk menciptakan kondisi cuaca yang bervariasi. Misalnya, dalam simulasi penerbangan, kecepatan dan arah angin yang berubah-ubah secara acak dapat memengaruhi cara pesawat terbang.

2. Simulasi Perilaku Pelanggan:

Dalam bisnis dan pemasaran, keacakan dapat digunakan untuk mensimulasikan perilaku pelanggan. Misalnya, pengaturan harga, preferensi produk, atau keputusan pembelian dapat diatur secara acak untuk melihat bagaimana variasi ini memengaruhi hasil bisnis.

3. Simulasi Lalu Lintas Jalan:

Dalam simulasi lalu lintas, keacakan dapat diterapkan pada faktor-faktor seperti kecepatan kendaraan, waktu lampu lalu lintas, dan perilaku pengemudi. Ini membantu memodelkan keadaan lalu lintas yang realistis di jalan raya.

4. Simulasi Ekonomi:

Dalam model ekonomi, faktor-faktor seperti perubahan suku bunga, fluktuasi pasar, atau kebijakan pemerintah dapat diatur secara acak untuk menilai dampak variasi ini terhadap kondisi ekonomi.

5. Simulasi Kepanikan Massa:

Dalam situasi darurat atau evakuasi, keacakan dapat dimasukkan untuk mensimulasikan perilaku manusia dalam situasi stres. Ini dapat mencakup keputusan untuk bergerak, arah pergerakan, atau pengambilan keputusan dalam kondisi darurat.

    Penggunaan keacakan ini membantu menciptakan kondisi simulasi yang lebih dinamis, menggambarkan ketidakpastian alami yang dapat muncul dalam berbagai konteks kehidupan nyata. Bilangan acak terdistribusi secara uniform dalam interval. Sedangkan digit acak terditribusi secara uniform pada himpunan. Bilangan acak yang sebenarnya sangat sulit dibuat : 

– Bilangan acak bayangan (pseudo-random numbers) 

– Membangkitan bilangan acak dari tabel digit acak.


    Simulasi sistem antrian layanan tunggal dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana suatu sistem menangani antrian pelanggan atau entitas yang mengharapkan layanan. Berikut adalah contoh simulasi sistem antrian layanan tunggal dengan beberapa aspek yang umum ditemui. Contoh simulasi sistem antrian layanan tunggal adalah Skenario Simulasi: Sistem Antrian Layanan Tunggal di Bank

1. Pelanggan Masuk:

Pelanggan datang ke bank untuk mendapatkan layanan.

Waktu kedatangan pelanggan diatur secara acak sesuai distribusi probabilitas tertentu (misalnya, distribusi eksponensial).

2. Loket Pelayanan:

Bank memiliki satu loket pelayanan untuk melayani pelanggan.

Waktu layanan di loket diatur secara acak sesuai distribusi probabilitas tertentu.

3. Antrian:

Jika loket sedang sibuk, pelanggan harus mengantri.

Panjang antrian dapat bervariasi, dan pelanggan yang baru datang akan menempati posisi terakhir di antrian.

4. Durasi Layanan:

Durasi layanan di loket ditentukan secara acak untuk setiap pelanggan.

Setelah selesai dilayani, pelanggan meninggalkan loket.

5. Statistik Kinerja:

Mengukur rata-rata waktu tunggu pelanggan di antrian.

Mengukur rata-rata waktu layanan di loket.

Memantau panjang antrian rata-rata.

6. Variasi Parameter:

Melakukan simulasi dengan variasi jumlah pelanggan yang datang dalam periode waktu tertentu.

Merubah parameter waktu kedatangan pelanggan atau waktu layanan untuk mengamati dampaknya terhadap performa sistem.

7. Pengamatan dan Analisis:

Merekam data hasil simulasi, seperti waktu tunggu rata-rata atau panjang antrian rata-rata.

Menganalisis kinerja sistem dan mengidentifikasi potensi titik lemah atau area perbaikan.

8. Optimasi:

Menggunakan hasil simulasi untuk mengoptimalkan proses, misalnya, dengan menyesuaikan jumlah loket pelayanan, meningkatkan efisiensi waktu layanan, atau mengatur strategi antrian.

Simulasi semacam ini dapat membantu dalam perencanaan dan pengoptimalan sistem antrian layanan tunggal, baik untuk mengurangi waktu tunggu pelanggan, meningkatkan efisiensi, atau merancang strategi antrian yang lebih baik.

    Adapun contoh simulasi yang lain adalah Sistem Inventory:Simulasin sistem inventory (M; N), Masalah Reabilitas:Evaluasi alternatif , Masalah Militer : Bilangan normal acak dan Lead-Time Demand : Histogram.


Soal:

  1. Apa saja konsep dasar dalam simulasi, dan mengapa pendekatan tabel simulasi dihadapi masalah ketergantungan antar entitas?
  2. Mengapa keacakan sering digunakan dalam simulasi, dan bagaimana keacakan dapat meningkatkan realisme dan menggambarkan ketidakpastian?
  3. Berikan dua contoh penggunaan keacakan dalam simulasi, dan jelaskan mengapa keacakan diterapkan dalam situasi tersebut.
  4. Apa perbedaan antara bilangan acak yang terdistribusi secara uniform dalam interval dan digit acak yang terdistribusi secara uniform pada himpunan? Jelaskan sulitnya menciptakan bilangan acak yang sebenarnya.
  5. Bagaimana keacakan diimplementasikan dalam simulasi cuaca, dan berikan contoh dampaknya pada simulasi penerbangan.
  6. Mengapa keacakan digunakan untuk mensimulasikan perilaku pelanggan dalam bisnis dan pemasaran? Sebutkan dua faktor yang dapat diatur secara acak untuk mensimulasikan perilaku pelanggan.
  7. Baimana keacakan diterapkan dalam simulasi lalu lintas jalan, dan mengapa ini penting untuk memodelkan keadaan lalu lintas yang realistis?
  8. Jelaskan langkah-langkah simulasi dalam sistem antrian layanan tunggal, termasuk distribusi waktu kedatangan pelanggan. Mengapa panjang antrian dapat bervariasi, dan bagaimana waktu layanan diatur?
  9. Mengapa penting melakukan pengamatan dan analisis terhadap hasil simulasi sistem antrian layanan tunggal? Sebutkan dua statistik kinerja yang diukur dalam simulasi tersebut.
  10. Apa yang dimaksud dengan simulasi sistem inventory (M; N), dan mengapa evaluasi alternatif diperlukan? Bagaimana hasil simulasi dapat digunakan untuk melakukan optimasi pada sistem inventory?

Artikel ini dibuat sebagai tugas kuliah  sebagaimana yang tertuang dalam https://onlinelearning.uhamka.ac.id